Wednesday, November 23, 2016

Anakku kok pemarah, kenapa sih??

Seorang ayah mengatakan dengan suara keras dan penuh amarah,
“ Dede kamu jangan marah-marah dong, ga sopan tau...!!!”  
Dan si anak semakin marah dan kesal.


Sebagian dari anak-anak kita masih bingung untuk mengespresikan dirinya dengan tepat, dan memilih cara yang salah dengan marah-marah, berteriak, menyerang teman atau saudaranya sebagai bentuk ungkapan perasaannya.
Kita sebagai orang tua, Guru, pengasuh dan atau pelatihnya hendaknya mengetahui cara yang baik untuk mengatasinya, trik dan tips berikut mungkin akan berguna untuk kita lakukan:

1.      Latihlah anak bagaimana cara mengungkapkan isi hatinya dengan cara bicara yang baik. Hal ini dilakukan dengan sabar dan terus menerus.
2.      Memberikan pujian kepada anak bila dia bisa dan berhasil melakukannya dengan baik dan tidak marah-marah lagi.
3.      Mengabaikan kemarahan anak bukan berarti tidak peduli. Dengan cara mendekatinya dan katakan ada hal penting untuk dibicarakan, sehingga kemarahan beralih menjadi dialog.
4.      Tegaslah pada anak tetapi dengan sikap tenang dan tidak marah-marah juga, sehingga langsung memberi contoh yang baik.
5.      Berikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan kekesalannya.
6.      Jangan menghukum anak dan ungkapkan rasa sayang kita pada anak. Berikan arahan dan nasehat.
7.      Permainan menahan emosi, seperti memberikan bintang satu pada saat anak bisa mengatur amarahnya. Bintang dua untuk anak yang sudah marah tetapi berhasil meredam amarahnya kembali.
8.      Memberikan hadiah untuk anak setelah kita mengetahui anak-anak kita berhasil bersikap baik.
9.      Berikan pemahamam akan hakikat marah bahwa orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menahan dan mengendalikan amarahnya.
10.  Mendongengkan cerita keteladanan dan mengajak menonton film yang relefan untuk anak.  
sabda Nabi saw, 
“Kekuatan bukanlah (dilihat) dari (cara dia) bergulat, akan tetapi kekuatan adalah barangsiapa yang bisa menahan dirinya ketika marah.” (Al Hadits)

11.  Mengingatkan mereka bahwa kejahatan pertama dalam sejarah umat manusia adalah terbunuhnya Habil di tangan Qabil. Salah satu sebabnya adalah karena Qabil mengungkapkan kemarahannya dengan cara yang salah, dan akhirnya hanya menimbulkan penyesalan.

Pepatah Arab mengatakan,
Marah, diawali dengan kegilaan dan di akhiri dengan penyesalan.”

12.  Melatihnya  mengatur amarah mereka dengan Isti’adzah, berwudhu dan merubah posisi dari berdiri ke duduk dan seterusnya sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi saw.
13.  Berikan kaca cermin dan katakan “Coba lihat wajahmu di cermin!” Setelah beberapa saat, anak pun berhenti marah bahkan malah tertawa.
14.  Membuat garis di atas kertas setiap kali pada saat anak marah, sampai kertas penuh maka anak akan menyadari pada saat melihat betapa seringnya dia marah.
15.  Memberi kepahaman kepada anak bahwa bukan tidak boleh marah, tetapi kapan, dimana dan kepada siapa kita boleh marah.

Jika anak mampu mencapai tahapan ini dalam mengatur emosi mereka, maka inilah yang dinamakan “Kecerdasan Emosional.” Maka terjagalah kesehatan mental mereka
Sumber :
1.      1. Pendapat dan pengalaman penulis

           2. Artikel Dr. Jasem Al-Matuu’ di saaid.net oleh tim redaksi alislamu.com

KARENA MODAL RENCANA MENIKAH GAGAL??

Dalam tulisan saya sebelumnya d i    https://kabisaseni.blogspot.com/2020/01/good-bye-lajang-aku-mau-nikah-sekarang.html sudah kita ketah...