PERANAN PENDIDIKAN NON-FORMAL
DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KESENIAN
oleh
Wiyoso
Yudoseputro
Resume oleh Abdul Karim
Pendidikan kesenian tidak semata-mata
menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh
lapisan masyarakat. Kerjasama antar lembaga pendidikan kesenian non-formal
dengan sekolah akan menghasilkan usaha-usaha yang sistematik untuk mewujudkan
pembinaan pengembangan kesenian. Dengan demikian pembentukan nilai seni adalah
masalah pengajaran dan kebijakan budaya.
Pemantapan kembali pendidikan kesenian
ialah menata kembali relevansi dari kurikulum pendidikan dengan tujannya.
Apabila ditarik ke atas maka pendidikan kesenian tidak dapat dipisahkan sebagai
sarana pembinaan dan pengembangan kebudayaan. Jelas bahwa lingkungan kehidupan
kesenian sangat luas yang menuntut meluasnya pendidikan kesenian di dalam
masyarakat.
Tujuan Kesenian Pendidikan
Non-Formal
Perbedaan dasar antara pendidikan di sekolah
dan diluar sekolah adalah dalam pelaksanaan pendidikan. Ciri-ciri karakteristik dari pendidikan
non-formal ialah:
- Pendekatan edukatif para
pembimbing yang lebih bebas, praktis, tidak kaku dan luwes
- Bimbingan secara individual yang
terarah sesuai dengan pribadi peserta didik
- Penekanan pada suasana pendidikan
yang kreatif dimana setiap langkah bimbingan ditujukan untuk pengembangan
pribadi.
- Corak pendidikan yang mengutamakan
kelenturan dan keterbukaan yang menyangkut kreativitas manuisa
Dalam arti yang sempit pendidikan
non-formal bertujuan untuk membina proses penciptaan bentuk rupa dan ruang,
penciptaan gerak atau dramatik, penciptaan audio visual dan kesemuanya didukung
oleh nilai seni. Pembentukan nilai seni dalam hal ini mencakup baik aspek mencipta
maupun aspek reseptif seperti penyelenggaraan pameran seni rupa, pagelaran
konser dan tari, pertunjukan film diskusi seni dan lain sebagainya.
Luang Lingkup Pendidikan
Non-formal
Perlu diingat bahwa kesenian selalu
melibatkan pada berbagai jenis kehidupan manusia. Untuk ini pendidikan non
formal mempunyai peranan penting yang dapat mengembangkan sikap terbuka
terhadap lingkungan hidup untuk menyelami berbagai aspek kebudayaan yang sedang
berkembang.
Demikian pula tuntutan baru dalam
penciptaan seni sebagai pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dijawab dalam pendidikan non-formal ini. Semua tantangan dan
tuntutan tersebut harus ditanggapi dengan menciptakann suasana hidup. Seni yang
didukung oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah setempat. Kreativitas
dari semua disiplin seni dapat dibina sehingga apresiasi masyarakat terhadap
nilai berbagai bentuk seni dapat berkembang.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan program pendidikan masyarakat atas dasar kebutuhan di dalam
lingkungannya. Kegiatan dipusat-pusat kreatifitas seni mempunyai sasaran ganda,
yaitu untuk menunjang pendidikan formal dan menunjang pendidikan dalam
masyarakat umumnya. Disamping itu ditempat ini dapat terjalin komunikasi
konsultasi dari bimbingan para pengajar seni atau peminat seni.
Peranananya juga tidak sedikit dalam
tugasnya untuk membina dan mengembangkan kesenian. Keberhasilan sanggar-sanggar
seni sebagai tempat pendidikan kesenian non formal (luar sekolah) justru
karena cita-cita kreatifitasnya tanpa beban dan tuntutan akademik yang serba
terikat dan programatik. Lembaga pendidikan non-formal ini menjadi bagian
integral dari seluruh kehidupan sosial budaya.
Bimbingan dan Pendidikan Non formal
Karena dalam pendidikan ini tidak ada
ketentuan dan peraturan yang ketat dari kurikulum, maka dibutuhkaan sistem
pendidikan yang terbuka yang kaya dengan eksperimen tanpa meninggalkan
cita-cita pendidikan kesenian.
Bimbingan individual dalam
sanggar-sanggar seniman lebih mudah dijalankan oleh para seniaman sebab dia
tidak akan bersikap mengajar tetapi membimbing untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab sebagai teman seprofesi. Peranan para seniman sangat penting
karena dalam hal ini dia akan langsung memberikan contoh dengan apa yang pernah
dihasilkan. Dia tidak hanya bercerita tetapi sekaligus sanggup untuk
memperagakan.
Sekarang sudah waktunya untuk
melibatkan pendidikan kesenian non-formal dalam pembinaan dan pengembangan
kesenian karena dalam wadah pendidikan inilah kegiatan masyarakat dapat
diikutsertakan.
Bandung, 12 sept 1978. Resume
2012