Ini merupakan catatan singkat, yang pada teknis pelaksanaannya
nanti tak semudah menuliskan catatan
ini.
SUTRADARA
Sebagai penanggung jawab terlaksananya pementasan mulai dari pra
produksi,
latihan sampai ke pementasan berlangsung.
Dalam kegiatan latihan
sutradara mengatur waktu,
memberi petunjuk, memberi pola, menyarankan,
membenahi,
dan memperkaya gagasan-gagasan yang tedapat di dalm naskah.
Tujuannya adalah agar dihasilkan permainan drama yang baik.
Sebagai pemimpin maka sutradara dapat membagi latihan
dalam beberapa
tahapan, seperti berikut ini
1. Bedah naskah
2. Reading
3. dialog
4. blocking
5. latihan lanjutan
6. gladi resik
1. Bedah naskah
Pada tahap ini sutradara dan para calon pduksi
teater ini pemain berkumpul untuk mengadakan kegiatan pengkajian naskah. Setiap
calon pemeran dan atau pihak lain yang akan ikut serta terlibat dalam produksi
pagelaran teater ini bebas mengemukakan pendapatnya tentang hasil kajianny pada
naskah yang dipilih. Bersamaan dengan kegiatan tersebut sutradara sudah
mempersiapkan tentang calon pemain yang akan memerankan tokoh-tokoh yang ada
pada cerita di dalam naskah tersebut. Kemampuan dasar para pemain teater dapat
juga dilihat dari pengkajian naskah ini. Sutradara sendiri sesungguhnya sudah
menelaah terlebih dahulu sebelum didiskusikan bersama pemain dan kru lainnya.
Hal ini dilakukan adalah untuk mendengar dan mengetahui sejauh mana para calon
pemain memahami dan dapat mengejawantahkan naskah yang disodorkannya.
2. Reading
Reading (membaca) Disaat latihan membaca ini,,
sang sutradara belum bisa menentukan dengan pasti pemeran dari tokoh-tokoh yang
ada dalam naskah. Sutradara masih harus menelaah dan melihat untuk menguji
kemampuan calon pemain dalam segala hal. Kriteria penilaian sutradara beberapa
diantaranya adalah ; intonasi, vokal dan artikulasi.
Setelah membaca permulaan selesai biasanya
sutradara sudah memiliki calon pemeran tetap untuk tokoh-tokoh ceritanya. Maka
pada tahap latihan berikutnya para calon pemain akan mengulang latihan dengan
cara membaca dialog yang itu-itu juga secara berulang. Latihan membaca memberi
kesempatan kepada sutradara untuk membenahi intonasi, vokal, dan arikulasi para
calon pemainnya.
3. Dialog
seb elum tahapan latihan dialog dilakukan, sutradara telebih dahulu
menunjuk dan mengumumkan kepada para aktor, siapa saja yang memerankan
tokoh-tokoh yang ada pada naskah tersebut. Kemudian latihan reading diulang
beberapa kali sampai para aktor hapal dan mampu melakukan dialog-dialog dengan
melepas naskah dengan meningkatkan kemapuannya mengejawantahkan naskah lewat
ekspresi para pemeran.
4. Blocking
Langkah latihan pada tahap ini adalah kelanjutan dari latihan
dialog, yang menjadi tugas aktor untuk mengembangkanya dibawah bimbingan
sutradara. Para pemain sudah mulai akting, yaitu mengekspresikan dialognya
dengan disertai gerakan dan perpindahan tempat yang akan dilakukan diatas
panggung teater nantinya. Setiap pemain harus mengingat dan memantapkan setiap
gerak dan langkah sendiri dan blocking dari lawan mainnya. Karena setiap pemain
harus responsif pada pemeran tokoh lainnya yang sedang berakting. Bila dalam tahap lepas naskah ini pemain lupa
akan dialog maka akan diingatkan oleh sutradara atau pemain lainnya.
5. Latihan lanjutan
Latihan lanjutan juga bisa disebut dengan latihan inti atau pemantapan dari latiha-latihan
dasar para aktor. Pada tahapan ini biasanya sutradara mengembangkanya dengan
melengkapi pendukung-pendukung latihan yang akan digunakan dalam pagelaran
teater nantinya. Perndukung-pendukung tersebut adalah sebai pelengkapan
pagelaran yang diantaranya terdiri dari : Prpperty (yaitu alat sbg pelengkapan
peranan si aktor) dan setting (yaitu peralatan diatas panggung yang juga
menggambarkan tempat belangsungnya cerit, mis; meubeler).
Latihan ini berlanjut sampai melibatkan para pendukung pagelaran
lainnya, yaitu, para pemain musik, penata artistik dan kru-kru lainnya. Sampai
tahap ini biasanya sutradara juga sudah harus mempersiapkan dan menargetkan
kapan waktunya untuk gladyresik.
6. Glagy resik
Termasuk pada latihan tahap akhir yang sudah melibatkan seluruh
bentuk pementasan seutuhnya. Dalam tahap ini semua pihak khususnya pemain harus
siap sebagimana mestinya pada saat pagelaran nanti. Hal ini dilakukan dalam
waktu sedikitnya 1 hari menjelang hari h pagelaran. Disaat inilah sang
sutradara berkesempatan untuk menyaksikan hasil kerjanya selama latihan. Dan
sebagi bahan evaluasi agar pagelaran teater yang berlangsung di depan penonton
lainnya. Sehingga di saat ini sutradara masih bisa memberikan masukan sebagai
kkoreksi apabila ada kekurangan pada semua kru khususnya bagi para aktor
7. Pagelaran
Karena pada saat pagelaran berlangsung sutradara sudah kehilangan
wewenang untuk mengubah atau memperbaiki permainan. Baik tidaknya sebuah
pemainan disaat pagelaran sudah berlangsung di depan penonton adalah menjadi
kuasa penuh para pemain yang didukung kru saat itu.
Sutradara sebagai pimpinan permainan sudah bersifat pasif saat ini.
Dan bahkan sudah berbaur di depan panggung pertunjukan dan duduk sebagai
penonton. Oleh karena itu seluruh pemain dan kru harus sudah benar-benar siap
seratus persen.
Adapun evaluasi bisa dilakukan sutradara kepad pemain dan kru yang
dilakukan setelah pagelaran berakhir, adalah bermaksud untuk perbaikan dan
peningkatan kwalitas pagelaran berikutnya.