PERSIAPAN PEMENTASAN TEATER
oleh Abdul Karim
Ini merupakan catatan singkat, yang pada teknis
pelaksanaannya nanti tak semudah
menuliskan catatan ini.
SUTRADARA
Sebagai penanggung jawab terlaksananya pementasan mulai dari
pra produksi, latihan sampai ke pementasan berlangsung. Dalam kegiatan latihan
sutradara mengatur waktu, memberi petunjuk, memberi pola, menyarankan,
membenahi, dan memperkaya gagasan-gagasan yang tedapat di dalam naskah.
Tujuannya adalah agar dihasilkan permainan drama yang baik.
Sebagai pemimpin maka sutradara dapat membagi latihan dalam
beberapa tahapan, seperti berikut ini:
1.
Bedah naskah
2.
Reading
3. Dialog
4. Blocking
5. Latihan lanjutan
6. Gladi resik
1.
Bedah naskah
Pada tahap ini sutradara dan para calon pemain berkumpul untuk mengadakan kegiatan pengkajian
naskah. Setiap calon pemeran dan atau pihak lain yang akan ikut serta terlibat
dalam produksi pagelaran teater ini bebas mengemukakan pendapatnya tentang
hasil kajiannya pada naskah yang dipilih. Bersamaan dengan kegiatan tersebut
sutradara sudah mempersiapkan tentang calon pemain yang akan memerankan
tokoh-tokoh yang ada pada cerita di dalam naskah tersebut. Kemampuan dasar para
pemain teater dapat juga dilihat dari pengkajian naskah ini. Sutradara sendiri
sesungguhnya sudah menelaah terlebih dahulu sebelum didiskusikan bersama pemain
dan kru lainnya. Hal ini dilakukan adalah untuk mendengar dan mengetahui sejauh
mana para calon pemain memahami dan dapat mengejawantahkan naskah yang
disodorkannya.
2.
Reading
Reading (membaca) Disaat latihan membaca
ini,, sang sutradara belum bisa menentukan dengan pasti pemeran dari
tokoh-tokoh yang ada dalam naskah. Sutradara masih harus menelaah dan melihat
untuk menguji kemampuan calon pemain dalam segala hal. Kriteria penilaian
sutradara beberapa diantaranya adalah ;
intonasi,
vokal
dan artikulasi.
Setelah membaca permulaan selesai
biasanya sutradara sudah memiliki calon pemeran tetap untuk tokoh-tokoh
ceritanya. Maka pada tahap latihan berikutnya para calon pemain akan mengulang
latihan dengan cara membaca dialog yang itu-itu juga secara berulang. Latihan
membaca memberi kesempatan kepada sutradara untuk membenahi intonasi, vokal,
dan arikulasi para calon pemainnya.
3.
Dialog
Sebelum tahapan latihan dialog dilakukan, sutradara terlebih
dahulu menunjuk dan mengumumkan kepada para aktor, siapa saja yang memerankan
tokoh-tokoh yang ada pada naskah tersebut. Kemudian latihan reading diulang
beberapa kali sampai para aktor hapal dan mampu melakukan dialog-dialog dengan
melepas naskah dengan meningkatkan kemapuannya mengejawantahkan naskah lewat
ekspresi para pemeran.
4.
Blocking
Langkah latihan pada tahap ini adalah kelanjutan dari latihan
dialog, yang menjadi tugas aktor untuk mengembangkanya dibawah bimbingan
sutradara. Para pemain sudah mulai akting, yaitu mengekspresikan dialognya
dengan disertai gerakan dan perpindahan tempat yang akan dilakukan diatas
panggung teater nantinya. Setiap pemain harus mengingat dan memantapkan setiap
gerak dan langkah sendiri dan blocking dari lawan mainnya. Karena setiap pemain
harus responsif pada pemeran tokoh lainnya yang sedang berakting. Bila dalam tahap lepas naskah ini pemain lupa
akan dialog maka akan diingatkan oleh sutradara atau pemain lainnya.
5.
Latihan lanjutan
Latihan lanjutan juga bisa disebut dengan latihan inti atau pemantapan dari latihan-latihan
dasar para aktor. Pada tahapan ini biasanya sutradara mengembangkanya dengan
melengkapi pendukung-pendukung latihan yang akan digunakan dalam pagelaran
teater nantinya. Pendukung-pendukung tersebut adalah sebagai pelengkapan
pagelaran yang diantaranya terdiri dari : Property (yaitu alat sebagai pelengkapan
peranan si aktor) dan setting (yaitu peralatan diatas panggung yang juga
menggambarkan tempat belangsungnya cerita, mis; meubeler).
Latihan ini berlanjut sampai melibatkan para pendukung
pagelaran lainnya, yaitu, para pemain musik, penata artistik dan kru-kru
lainnya. Sampai tahap ini biasanya sutradara juga sudah harus mempersiapkan dan
menargetkan kapan waktunya untuk gladyresik.
6.
Glagy resik
Termasuk pada latihan tahap akhir yang sudah melibatkan
seluruh bentuk pementasan seutuhnya. Dalam tahap ini semua pihak khususnya
pemain harus siap sebagaimana mestinya pada saat pagelaran nanti. Hal ini
dilakukan dalam waktu sedikitnya 1 hari menjelang hari H pagelaran. Disaat inilah
sang sutradara berkesempatan untuk menyaksikan hasil kerjanya selama latihan.
Dan sebagai bahan evaluasi agar pagelaran teater yang berlangsung di depan
penonton lainnya. Sehingga di saat ini sutradara masih bisa memberikan masukan
sebagai koreksi apabila ada kekurangan pada semua kru khususnya bagi para
aktor.
7. 7. Pagelaran
Pada saat pagelaran berlangsung sutradara sudah
kehilangan wewenang untuk mengubah atau memperbaiki permainan. Baik tidaknya
sebuah pemainan disaat pagelaran sudah berlangsung di depan penonton adalah
menjadi kuasa penuh para pemain yang didukung kru saat itu.
Sutradara sebagai pimpinan permainan sudah bersifat pasif
saat ini. Dan bahkan sudah berbaur di depan panggung pertunjukan dan duduk
sebagai penonton. Oleh karena itu seluruh pemain dan kru harus sudah
benar-benar siap seratus persen.
Adapun evaluasi bisa dilakukan sutradara kepada pemain dan
kru yang dilakukan setelah pagelaran berakhir, adalah bermaksud untuk perbaikan
dan peningkatan kwalitas pagelaran berikutnya.
Semoga tulisan ini bisa membantu kepada para sutradara, pelatih seni, guru dan semua pihak yang memerlukannya.
No comments:
Post a Comment